Senin, 30 September 2013

TUGAS 1 BAHASA INDONESIA - RESENSI



 Nama : Tuti Nurjanah
NPM  : 27211201
Kelas : 3EB22



Resensi 

Pengertian Resensi

Resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.            

I.Identitas Buku
   Judul             : Ketika Cinta Bertasbih 1
   Penulis          : Habiburrahman El Shirazy
   Penerbit        : Republika Basmalah
   Tahun terbit  : 2007
   Dimensi        : 20,5cm x 13,5cm
   Tebal            : 414 halaman

II.Sinopsis
Ketika Cinta Bertasbih 1
Novel ini menceritakan tiga sosok anak muda yang sedang menuntut ilmu disebuah perguruan Tinggi, Yaitu Universitas Al-Azhar Di Cairo, yang didalam perjalanan menuntut ilmu itu mereka banyak menghadapi konflik, khususnya didalam mencari jodoh, mereka adalah : Anna Altafunnisa, Khairul Azzam, dan Furqan Andi Hasan, serta banyak peran pendukungnya lainnya.
          Anna Altafunnisa adalah anak dari seorang kiai ternama disebuah pesantren termahsyur di Desa Wangen yakni, Kiai Lutfi. Ia tumbuh dan besar dengan akhlak dan budi pekerti yang baik, ditambah lagi dengan paras yang cantik dan menawan, sehingga banyak mahasiswa Al- Azhar yang suka dan menaruh perhatian padanya termasuk diantara mereka Azzam dan Fuqran, serta laki-laki yang kenal dengan Anna di Indonesia, khususnya para santri dari pada pesantren Wangen.
          Saat Anna kembali ke Indonesia, karena ia mendapat kesempatan untuk membuat penelitian dalam penyelesaiaan tesisnya, saat itulah Ayah nya meminta pada Anna agar memilih salah satu lamaran-lamaran yang telah datang pada nya, yang selama ini banyak lamaran yang datang dan banyak juga yang ditolaknya. Saat itu ayahnya mengatakan satu lamaran yang datang dari orang yang sangat dikenalnya Yaitu M. Ilyas, sedangkan yang datang langsung pada Anna Yaitu Fuqran Andi Haswan, yang melamarnya melalui ustadz Mujab.

          Dalam kebimbangannya  memilih antara Ilyas dan Furqan, ada seorang lelaki yang sebenarnya yang telah memikat hatinya dan diharapkannya bertemu kembali. Ia bertemu baru pertama kali dan waktu itu Ia bertemu di Cairo, yang dikenal olehnya dengan nama Abdullah alias Azzam, seorang penjual bakso dan tempe sekaligus Mahasiswa di Universitas Al- Azhar, Cairo. Berhubungan lamaran yang datang hanya dari Ilyas dan Furqan, dan harus dipilih salah satu dari mereka secepatnya, maka Ia memilih Furqan yang seorang lulusan S2 di Cairo dan sedang mengambil S3 nya, terlebih lagi karena Ia tahu lebih dekat siapa Furqan, dan tidak memilih Ilyas, karena kurang dapat menjaga pandangannya terhadap wanita.
          Setelah terikat dengan Furqan tanpa diduga Ia bertemu kembali dengan orang yang pernah memikat hatinya, Azzam,dan yang sekarang ada di Indonesia, dan tanpa disadarinya Ia telah mengenal baik keluarga Azzam yang memang tinggal di Indonesia. Harapan yang telah disimpannya untuk Azzam telah terhalang dan harus dilupakan/ dihapus dari hidupnya karena Ia juga sudah memiliki Furqan sebagai calon suaminya, ternyata bagi Azzam yang juga menyimpan rasa yang sama pada Anna saat di Cairo harus rela melupakan Anna.
          Pernikahyan Anna dan Furqan berlangsung dan mereka hidup dengan baik. Begitu juga pada Azzam, setelah Anna menikah, ibunya menyuruh agar Ia segera mencari pasangan hidup, dan Azzam pun mencari pendampingnya. Banyak wanita yang sudah dilamarnya, tapi selalu ada saja yang tidak cocok untuk dirinya, hingga suatu saat lamaran diterima seorang wanita dan hampir terjadi akad, harus terputus karena suatu kecelakaan yang menyebabkan Ibunya meninggal dan Ia lumpuh untuk beberpa waktu yang cukup lama.
          Selam 6 bulan Anna dan Furqan dalam kehidupannya yang baik saja, dan saat itu juga hubungan mereka retak, Furqan menceritakan pada Anna bahwasanya dia sudah tidak perjaka lagi sebelum menikah dengan Anna dan dipastika terkena HIV dan karena itu juga Ia tidak pernah menyentuh Anna, sehingga akhirnya Ia terpaksa memberi kebebasan untuk Anna (cerai).
          Kembalilah Anna pada orang tuanya,. Azzam yang lumpuh setelah kecelakaan itu telah sembuh seperti semula, Ia mendatangi kiai Lutfi mohon bantuan mencarikan jodoh yang tepat sesuai permintaan Ibunya dulu. Kiai Lutfi lalu menceritakan seorang wanita yang dicerai suaminya karena suatu hal dan wanita itu masih perawan, yang diharapkan kiai Lutfi sendiri agar dapat diterima Azzam. Tanpa disadari Azzam Ia menerima tawaran Kiai Lutfi, agar menerima wanita itu menjadi istrinya, Azzam sangat senang begitu tahu kalau wanita yang diceritakan itu adalah orang yang pernah dicintainya yaitu Anna Althafunnisa, begitu juga sebaliknya Anna sangat senang karena Ia juga menjadi istri dari orang yang dulu sangat diharapkannya, atau cinta pertamanya.
          Setelah sebulan pernikahan Anna dengan Azzam, tiba-tiba Furqan kembali menghubungi Anna dan membawa rujukan, dan Ia menceritakan bahwa Ia tidak terkena HIV. Tapi semua sudah terjadi Anna dan Azzam sudah bahagia, dan mereka mendoakan agar Furqan menemukan pasangan hidup yang cocok untuk nya.


III. Unsur-unsur Novel
1.      Unsur Intrinsik
a.       Tema
Tema dalam novel ini “ Perjuangan hidup untuk menggapai kebahagian”

b.      Tokoh
·         Khairul Azzam
·         Anna Althafunnisa
·         Ayatul Husna
·         Muhammad Iilyas
·         Furqan Andi Hasan
·         Ibu Azzam
·         Kiai Lutfi
c.       Karakter
·         Khairul Azzam
Seorang pemuda yang sederhana, kreatif, mampu menyelasaikan masalah, pantang menyerah dan bertanggung jawab terhadap keluarga dan atas setiap perbuatannya dan menjadi suami dari Anna Althafunnisa.
·         Anna Althafunnisa
Seorang gadis yang sederhana, selain cantik dan pintarnya dia juga budi pekerti yang baik.
·         Ayatul Husna
Gadis yang sangat menyayangi keluarganya dan menjadi perantara yang mempertemukan Anna dengan Azzam ketika di Indonesia.
·         Furqan Andi Hasan
Seorang pemuda yang ramah,glamour, intelek.
·         Kiai Lutfi
Seorang ayah yang sangat bertanggung jawab atas perbuatannya dan dapat menjadi panutan bagi masyarakat.

d.      Latar
Dalam novel ini tempat yang dipakai penulis untuk mengisi ceritanya terletak di Cairo, di Desa Kartasura , Desa Wangen Jawa

e.       Alur
Dalam novel ini menggunakan alur maju, yaitu jalan cerita atau peristiwa yang diceritkan bersifat kronoogis atau secara runtut cerita dimulai dari tahap aawal (penyituasian, pengenalan,pemunculan,konflik), tengah (konflik meningkat,klimaks), dan akhir (penyelesaian).

f.       Gaya Bahasa
Dalam novel ini menggunakan gaya bahasa atau teknik cara pengarang mengungkapkan didalam ceritanya dengan memilih bahasa yang indah dan menarik. Bahasa yang indah dan menarik dapat berupa ungkapan dan peribahasa.

g.      Sudut Pandang
Dalanm novel ini memakai kata ganti orang ketiga karena dalam penceritaan penulis menggunakan kata dia.

h.      Amanat
Setiap ada kemauan pasti ada jalan.Railah cita-cita setinggi mungkin berjuanglah dengan kemampuan kita dan Jadikan kehidupan ini sebagai tantangan bagi kita semua.

2.      Unsur-unsur Ekstrinsik
a.       Budaya
Novel ini penuh dengan keadaan yang mewah disekitar Negara Cairo Mesin
b.      Sosial
Kehidupan seorang pemuda yang hidup mandiri disuatu Negara  Cairo Mesir yang serba kekurangan tetapi memiliki tekad yang tinggi untuk meraih cita-citanya.
c.       Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah dimengerti oleh masyarakat walaupun ada kata-kata yang tidak dapat dipahami juga oleh masyarakat tertentu karena bahasa yang digunakan yaitu bahasa arab.
d.      Ekonomi
Kehidupannya sederhana tetapi Azam mempunyai tekad yang tinggi untuk terus meraih cita-cita nya dengan berjualan tempe di Cairo Mesir.
e.       Agama
Novel ini sangat menganut kepada ajaran agama islam
f.       Politik
Didalam novel ini mengandung politik keagamaan seorang kiyai yang menjadi ulama besar di Cairo Mesir.

IV.Penilain terhadap Novel

Kelebihan
·         Novel ini menghadirkan kisah percintaan bukan sekedar terhadap lawan jenis tapi jauh mengungkapkan kecintaan terhadap Allah.
·         Salah satu novel pembangun jiwa yang penuh akan makna
·         Alur cerita yang mudah dimengerti

Kekurangan
o   Untuk novel dengan pengarang yang sama dan konsep yang sama pula,latar yang dipilih kurang variatif.

Manfaat
Novel ini dapat memberikan semangat pada jiwa untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah swt. Selain itu novel ini penuh dengan ilmu pengetahuan yang akan memperluas wawasan kita terhadap dunia.
V. PENUTUP
    a. Kesimpulan
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimana pun hidup yang kita jalani harus disyukuri karena itu adalah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup untuk meraih cita-cita yang tinggi dan dengan tekad yang yakin bahwa kita bias. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita teladani dari Novel tersebut seperti keagamaan,moral,cinta pertama yang indah,ketegaran hidup,bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak. Selain itu dapat mencontoh tokoh-tokoh yang dapat diteladani seperti tokoh-tokoh manusia sederhana jujur, tulus, gigih, giat, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, dan sebagainya.
b. Saran
Diharapkan mencari ilmu dijadikan tujuan hidup yang harus diutamakan agar terciptanya potensi unggul dan memperjuangkan cita-citanya.

Sumber : 
Novel "Ketika Cinta Bertasbih 1"

TULISAN 1 BAHASA INDONESIA - PENALARAN DEDUKTIF


Nama : Tuti Nurjanah
NPM  : 27211201
Kelas : 3EB22


1.      Penalaran Deduktif
Penalaran adalah suatu proses berpikir dimana didalam proses berpikir tersebut sangat bertolak belakang dari pengamatan indera yang dapat mehghasilkan suatu konsep dan pengertian.
Didalam penalaran terdapat metode yaitu metode deduktif.Metode deduktif merupakan suatu prosedur dimana yang menerapkan suatu peristiwa atau hal-hal yang umum dimana telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus.
Penarikan simpulan secara deduktif ini ada dua:
1)      Penarikan simpulan langsung
Simpulan langsung diperoleh dari satu premis untuk mengahasilkan pernyataan-pernyataan baru.
Contoh:
Beberapa prajurit adalah gagah berani. (premis)
Beberapa yang gagah berani adalah prajurit.

2)      Penarikan simpulan tidak langsung
Penarikan simpulan tidak langsung memerlukan dua premis. Penarikan simpulan tidak langsung ini ada silogisme dan entimem.
v  Silogisme
Silogisme adalah penarikan simpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan). Jadi dalam silogisme terdapat tiga premis.
Dapat dirumuskan menjadi :
PU : semua  A → B
PK :         C → A
S  :         C = B
Contoh:
PU : Semua pemilik mobil wajib membayar pajak
PK : Pajak Budiman memiliki sebuah mobil
S  : Pak Budimana wajib membayar pajak
a.1. Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial.Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
                                    Contoh:
                                    Semua tumbuhan membutuhkan air
                                    Bunga mawar adalah tumbuhan
v  Bunga mawar membutuhkan air

a.2. Silogisme Salah Nalar
   Dalam suatu argumentasi kita harus berhati-hati menggunakan penalaran pada silogisme. Jika kita tidak berhati-hati, dapat ditimbulkan kesalahan pada waktu menarik simpulan.
Dapat dirumuskan menjadi:
PK : A = B
PU : A = D
S  : D = B (?)
Contoh:
PK : Adit diterima sebagai mahasiswa UI
PU : Adit remaja yang taat beribadah
S  : Remaja yang taat beribadah diterima sebagai mahasiswa UI ?

v  Entimem
Dalam percakapan sehari-hari, suatu silogisme sering diperpendek yakni tanpa menyebutkan premis umum yaitu langsung saja diketengahkan simpulan dengan premis khusus sebagai penyebabnya.
Bentuk silogisme yang diperpendek dinamakan entimem (enthymeme).
Rumus
entimem: C =B karena C → A

 
                                                                       

Contoh:
Silogisme
PU : semua A = B
Pemimpin yang jujur tidak ingin melakukan korupsi
PK :   C = A
Pak Nendy pemimpin yang jujur
K  :     C = B
Pak Nendy tidak ingin melakukan korupsi
                            Entimem
v  Pak Nendy tidak ingin melakukan korupsi karena ia pemimpin yang jujur

       Sumber
                           
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran