Nama : Tuti Nurjanah
NPM : 27211201
Kelas : 3EB22
Penalaran Induktif
Penalaran adalah
suatu proses berpikir dimana didalam proses berpikir tersebut sangat bertolak
belakang dari pengamatan indera yang dapat mehghasilkan suatu konsep dan
pengertian.
Induktif
merupakan
hal yang dari khusus ke umum sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah
pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang
umum.Penalaran Induktif adalah
penalaran yang menuntut pembaca pada suatu simpulan dengan memulai menyebutkan
peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum.
Penalaran
induktif ada tiga macam yaitu generalisasi,
anologi, dan hubungan sebab-akibat.
a.
Generalisasi
Penalaran jenis ini dimulai dengan
mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara
umum. Peristiwa-peristiwa yang kita kemukakan jumlahnya harus memadai agar
simpulan yang kita tarik adalah simpulan yang terpecaya kebenarannya.
Contoh:
Tembaga bila dipanaskan
akan memuai.
Perak bila dipanaskan
akan memuai.
Timah bila dipanaskan
akan memuai.
Seng bila dipanaskan
akan memuai.
Emas bila dipanaskan
akan memuai.
Alumunium bila
dipanaskan akan memuai.
Besi bila dipanaskan
akan memuai.
Platina bila dipanaskan
akan memuai.
Dari
peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik simpulan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.
b.
Anologi
Penalaran jenis
ini dimulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan. Dalam
penalaran ini banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa pada
segi-segi yang lain pun tetntu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Sebuah
pabrik kue mencoba memproduksi jenis kue yang agak lain dari biasanya, yakni
kue yang rasanya sangat enak, aromanya wangi, bentuknya artistik, dan dibungkus
dalam kemasan yang memikat. Kue ini dijual dengan harga mahal, tetapi anehnya
sangat laku dijual di Kota Bandung, Semarang, Surabaya sehingga perusahaan
mempunyai untung besar. Berdasarkan pengalaman ini, pemilik pabrik kue
bersimpulan bahwa untuk konsumsi orang-orang yang tinggal di kota-kota besar
lainnya pun seperti Jakarta, Medan, dan sebagainya, perlu diproduksi kue sejenis
karena mereka tidak akan berbeda jauh.
c.
Hubungan
Kausalitas
Penalaran jenis
ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa sehingga sampai pada suatu
simpulan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut merupakan sebab suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa tersebut merupakan akibat suatu keadaan.
Terdapat
tiga macam hubungan kausalitas:
1.
Hubungan
Sebab Akibat
Yang dikemukakan adalah
peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab sehingga sampai pada suatu simpulan yang
menjadi akibat.
Contoh:
Siswa A berasal dari keluarga yang
tidak mampu tetapi bercita-cita ingin menjadi sarjana teknik. Sejak masuk kelas
satu SMU, ia kerja keras. Ia melengkapi semua buku pelajaran walu dengan cara
mencatat karena takmampu membeli buku cetakan. Setiap hari ia rajin ke
perpustakaan meminjam buku-buku yang berkaitan dengan informasi tentang
perguruan tinggi. Setiap malam ia belajar dan berlatih soal-soal walaupun
besoknya tidak akan ulangan. Dalam pikirannya hanya ada satu target harus
menyisihkan kawan-kawan sekelasnya dalam semua mata pelajaran. Hasil kerja
kerasnya membuktikan bahwa selama kelas satu, kelas dua, kelas tiga ia selalu
memperoleh peringkat pertama.
Tidak mengherankan ketika di
sekolah diumumkan daftra nama siswa yang diterima di universitas melalui
seleksi PMDK, namanya tertulis paling atas. Ia diterima sebagai mahasiswa ITB
Jurusan Elektro.
2.
Hubungan
Akibat Sebab
Yang dikemukakan adalah
peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat. Kemudia kita mencari penyebabnya.
Contoh:
Beberapa
pohon tanaman hias tidak berbunga seperti tanaman sejenisya. Tanaman tersebut
setiap hari disiram dan tak pernah terlewat untuk diberikan pupuk. Apa
sebabnya? Ternyata tanaman tersebut tidak mendapatkan sinar matahari karena
terhalang oleh pohon kayu besar yang di tanam di pinggir jalan raya.
3.
Hubungan
Sebab Akibat 1 Akibat 2
Hubungan sebab akibat 1
akibat 2 merupakan sebuah peristiwa yang kita kemukakan dapat menimbulkan
beberapa akibat yang lain.
Contoh:
Akhir
tahun 1986 pemerintah mengumumkan kebijaksanaannya di bidang moneter yaitu
adanya devaluasi nilai uang rupiah terhadap dolar Amerika. Akibatnya,
harga-harga barang impor naik. Hal itu terjadi karena banyak industri yang
menggunakan baham dari luar negeri. Akibatmya, harga-harga pangan dan kebutuhan
pokok lainnya menjadi naik pula. Rakyat kecil mengeluh karena pendapatnya
semakin tidak mencukupi kebutuhan pokok.