Senin, 28 Oktober 2013

TULISAN 2 BAHASA INDONESIA - PENALARAN INDUKTIF



Nama   : Tuti Nurjanah
NPM   : 27211201
Kelas   : 3EB22



Penalaran Induktif
Penalaran adalah suatu proses berpikir dimana didalam proses berpikir tersebut sangat bertolak belakang dari pengamatan indera yang dapat mehghasilkan suatu konsep dan pengertian. Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.Penalaran Induktif adalah penalaran yang menuntut pembaca pada suatu simpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum.
Penalaran induktif ada tiga macam yaitu generalisasi, anologi, dan hubungan sebab-akibat.
a.      Generalisasi
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara umum. Peristiwa-peristiwa yang kita kemukakan jumlahnya harus memadai agar simpulan yang kita tarik adalah simpulan yang terpecaya kebenarannya.
Contoh:
Tembaga bila dipanaskan akan memuai.
Perak bila dipanaskan akan memuai.
Timah bila dipanaskan akan memuai.
Seng bila dipanaskan akan memuai.
Emas bila dipanaskan akan memuai.
Alumunium bila dipanaskan akan memuai.
Besi bila dipanaskan akan memuai.
Platina bila dipanaskan akan memuai.
Dari peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik simpulan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.
b.      Anologi
Penalaran jenis ini dimulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan. Dalam penalaran ini banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa pada segi-segi yang lain pun tetntu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Sebuah pabrik kue mencoba memproduksi jenis kue yang agak lain dari biasanya, yakni kue yang rasanya sangat enak, aromanya wangi, bentuknya artistik, dan dibungkus dalam kemasan yang memikat. Kue ini dijual dengan harga mahal, tetapi anehnya sangat laku dijual di Kota Bandung, Semarang, Surabaya sehingga perusahaan mempunyai untung besar. Berdasarkan pengalaman ini, pemilik pabrik kue bersimpulan bahwa untuk konsumsi orang-orang yang tinggal di kota-kota besar lainnya pun seperti Jakarta, Medan, dan sebagainya, perlu diproduksi kue sejenis karena mereka tidak akan berbeda jauh.
c.       Hubungan Kausalitas
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa sehingga sampai pada suatu simpulan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut merupakan sebab suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa tersebut merupakan akibat suatu keadaan.
Terdapat tiga macam hubungan kausalitas:
1.      Hubungan Sebab Akibat
Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab sehingga sampai pada suatu simpulan yang menjadi akibat.
Contoh:
Siswa A berasal dari keluarga yang tidak mampu tetapi bercita-cita ingin menjadi sarjana teknik. Sejak masuk kelas satu SMU, ia kerja keras. Ia melengkapi semua buku pelajaran walu dengan cara mencatat karena takmampu membeli buku cetakan. Setiap hari ia rajin ke perpustakaan meminjam buku-buku yang berkaitan dengan informasi tentang perguruan tinggi. Setiap malam ia belajar dan berlatih soal-soal walaupun besoknya tidak akan ulangan. Dalam pikirannya hanya ada satu target harus menyisihkan kawan-kawan sekelasnya dalam semua mata pelajaran. Hasil kerja kerasnya membuktikan bahwa selama kelas satu, kelas dua, kelas tiga ia selalu memperoleh peringkat pertama.
Tidak mengherankan ketika di sekolah diumumkan daftra nama siswa yang diterima di universitas melalui seleksi PMDK, namanya tertulis paling atas. Ia diterima sebagai mahasiswa ITB Jurusan Elektro.

2.      Hubungan Akibat Sebab
Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat. Kemudia kita mencari penyebabnya.
Contoh:
Beberapa pohon tanaman hias tidak berbunga seperti tanaman sejenisya. Tanaman tersebut setiap hari disiram dan tak pernah terlewat untuk diberikan pupuk. Apa sebabnya? Ternyata tanaman tersebut tidak mendapatkan sinar matahari karena terhalang oleh pohon kayu besar yang di tanam di pinggir jalan raya.

3.      Hubungan Sebab Akibat 1 Akibat 2
Hubungan sebab akibat 1 akibat 2 merupakan sebuah peristiwa yang kita kemukakan dapat menimbulkan beberapa  akibat yang lain.
Contoh:
Akhir tahun 1986 pemerintah mengumumkan kebijaksanaannya di bidang moneter yaitu adanya devaluasi nilai uang rupiah terhadap dolar Amerika. Akibatnya, harga-harga barang impor naik. Hal itu terjadi karena banyak industri yang menggunakan baham dari luar negeri. Akibatmya, harga-harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya menjadi naik pula. Rakyat kecil mengeluh karena pendapatnya semakin tidak mencukupi kebutuhan pokok.